PENDAHULUAN
Jika seseorang hendak mempelajari
dan memahami masyarakat tertentu, maka ia harus memperhatikan dan memahami
dengan seksama lembaga yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan
tersebut.
Oleh sebab itu, terlebih dahulu
harus mengetahui segala aspek dalam lembaga itu sendiri. Seperti terlebih
dahulu kira harus mengetahui pengertian dan makna dari kata “Lembaga”,
ciri-ciri yang ada dalam lembaga, fungsi serta macam-macam dari lembaga itu
sendiri.
Agar dapat memahami tingkah laku
serta adat istiadat dalam suatu negara. Sehingga dengan demikian dapat mencapai
tujuan dari keberhasilan pola lingkungan sosial. Karena manusia itu fitrahnya
adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Maka dari itu, dalam makalah ini
akan dijelaskan secara terperinci tentang pengertian Lembaga, ciri-ciri
lembaga, fungsi serta macam-macam lembaga.
PEMBAHASAN
LEMBAGA,
CIRI-CIRINYA, FUNGSI SERTA MACAM-MACAMNYA
v Pengertian Lembaga
Social
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga
social (institutation) bukanlah sebuah bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok
orang, dan bukan sebuah organisasi. Lembaga
(institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal,
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia. Dengan kata lain Lembaga
adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan
berbagai kegiatan tertentu.
Pendapat para tokoh tentang Definisi Lembaga
social :
- Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
- menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
- Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
- Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.[1]
Selain itu, pengertian lembaga
sosial sebagaimana dikemukakan oleh John Lewis Gillin dan Jhon Philip Gillin
adalah sebagai berikut :
1. Lembaga
sosial merupakan suatu organisasi pada pemikiran dan pola perilaku yang
terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan. Hasilnya terdiri atas adat istiadat,
tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung
atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Hampir semua
lembaga sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu sehingga orang
menganggapnya sebagai himpunan norma yang harus dipertahankan. Suatu sistem
kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial
setelah melewati waktu yang sangat lama.
3. Suatu
lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Lembaga
sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
5. Suatu
lembaga sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu yang secara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsinya
6. Lembaga
sosial memiliki suatu tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis yang
merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
Tradisi tersebut merumuskan tujuannya dan tata tertib yang berlaku.[2]
v Pengertian Lembaga Pendidikan
Kata lembaga dalam kamus bahasa indonesia modern adalah asal mula,
bakal, bentuk asli, badan keilmuan.[3]
Dalam bahasa Inggris lembaga dalam pengertian fisik disebut intitute, sarana (organisasi) untuk
mencapai tujuan tertentu, sedangkan lembaga dalam pengertian non fisik atau
abstrak adalah institution, suatu
sistem norma untuk memenuhi kebutuhan.[4]
Dalam arti sederhana, pendidikan
sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain
agar menjadi dewasa dan mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental.[5]
Jadi, yang dimaksud dengan Lembaga
Pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengubah
tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan
lingkungan sekitar.
Dalam memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan ada yang tidak usaha
sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan. Sedang yang lain
disebut pengaruh. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi
anak ada tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan
pendidikan.[6]
Ciri-ciri Lembaga Social
Menurut Jhon Lewis Gillin dan John Philip Gillin ada lima ciri lembaga
sosial, yaitu :
ü
Lembaga sosial merupakan
himpunan pola-pola pemikiran dan tingkah laku yang dicerminkan dalam kegiatan
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
ü
Lembaga sosial mempunyai
taraf kekekalan tertentu. Lembaga sosial mempunyai satu atau lebih tujuan.
ü
Lembaga sosial mempunyai
berbagai sarana untuk menempati tujuannya.
ü
Lembaga sosial mempunyai
lambang/simbol yang khas.
ü
Lembaga sosial mempunyai
tradisi lisan maupun tertulis yang berisikan rumusan tujuan, sikap, dan tindak
tanduk individu yang mengikuti lembaga tersebut.[7]
v
Ciri-ciri Pendidikan
Omar Muhammad At-toumy as-Syaibani menyebutkan
bahwa ada lima ciri pendidikan islam. Kelima ciri tersebut secara ringkas
sebagai berikut:
ü Menonjolnya
tujuan agama dan akhlaq pada berbagai tujuan-tujuan dan kandungan,
metode-metode dan alat-alat yang bercorak agama. Segala yang diajarkan dan
diamalkan dalam lingkungan berdasarkan al-qur’an, as-sunnah dan juga
peninggalan-peninggalan orang shaleh
ü Meluasnya perhatiannya dan menyeluruhnya
kandungan-kandungannya. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat,
pemikiran dan ajaran-ajarannya adalah kurikulum yang luas, menyeluruh dan
memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar
dari segi intelektual, psikologi, social dan spiritual.
ü Ciri-ciri
keseimbangan yang relatif diantara kandungan-kandungan kurikulum dari ilmu-ilmu
dan seni, atau kegiatan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Kurikulum
dalam pendidikan islam sebagaimana ia terkenal dengan menyeluruhnya perhatian,
dan juga menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh dan juga
saling lengkap-melengkapi.
ü Ciri yang
keempat adalah kecenderungan pada seni, aktifitas jasmani, latihan militer,
pengetahuan teknik, latihan kejuruan, latiha bahasa asing, sekalipun atas dasar
perseorangan atau bagi mereka yang memiliki bakat. Sebenarnya cirri-ciri ini
tidak membawa perkara baru, tetapi hanaya menguatkan dua ciri yang lalu yaitu
ciri-ciri menyeluruh dan keseimbangan.
ü Ciri yang
kelima adalah keterkaitan antara kurikulum dalam pendidikan islam dengan
kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan kebutuhandab
perbedaan-perbadaan perseorangan dengan mereka. Dan juga keterkaitan dengan
alam sekitar budaya dan social dimana sebuah kurikulum itu dilaksanakan.[8]
v Macam-macam Lembaga Sosial
Serta Fungsinya
Fungsi daripada kelompok sosial
dapat bersifat individual dan sosial. Fungsi individual daripada kelompok ialah
dalam tarap-tarap tertentu dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, di mana
individu-individu melalui kelopmpok dapat dimiliki pengetahuan yang essensial,
kecakapan, sikap yang penyesuaian dalam
pengalaman-pengalaman pendewasaannya dalam kelompok yang lebih luas.[9]
Ø Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau
institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile
Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan
dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama
semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui
rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.
Fungsi
lembaga agama antara lain sebagai :
·
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
·
Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara
manusia dengan Tuhannya.
Contohnya adanya sebuah perkumpulan
remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
Anda masih ingat pengertian lembaga
sosial ? Yah, lembaga sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur
segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup
bermasyarakat. Lembaga sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi berupa
fungsi laten (fungsi yang tidak disadari manfaatnya) dan fungsi manifest
(fungsi yang disadari manfaatnya).
Fungsi-fungsi lembaga tersebut
terwujud dalam setiap macam lembaga yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam
lembaga sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain
lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga politik, lembaga ekonomi dan
lembaga agama.
Ø Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
Fungsi
lembaga Keluarga antara lain;
·
Fungsi
reproduksi
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung
jawab suami istri meneruskan keturunannya. Keluarga mempunyai fungsi reproduksi
artinya dari pernikahan diharapkan akan memberikan keturunan.
·
Fungsi proteksi
Dengan terbentuknya keluarga, terdapat fungsi proteksi yaitu
mendapatkan rasa ketentraman dan keterlindungan baik secara psikologis
maupun fisik. Apabila di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses
sosial di dalam keluarga dapat berjalan harmonis.
·
Fungsi
ekonomi
Pada umumnya dalam sebuah keluarga, ayah merupakan
kepala keluarga serta menjadi tulang punggung keluarga. Namun
tidak tertutup kemungkinan ibu juga mencari nafkah untuk membantu perekonomian
keluarga. Kerja sama yang baik antara ayah dan ibu di dalam mengelola
pendapatan menjadikan keluarga dapat mengfungsikan ekonomi secara efektif
dan efisien.
·
Fungsi
sosialisasi
Di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan
diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami
lingkungan yang lebih luas sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar
siap untuk hidup dalam masyarakat. Anak diperkenalkan oleh orang tuanya
mengenai norma yang berlaku di masyarakat seperti norma agama, norma kesopanan,
norma hukum dan norma kesusilaa, serta nilai – nilai sosial seperti nilai
kemanusiaan,nilai keindahan dan nilai keagamaan. Untuk fungsi sosialisasi
lainnya anak diajarkan menjalankan kehidupan yang sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat.
·
Fungsi
afeksi
Keluarga diharapkan akan memberikan kehangatan
perasaan pada anggota keluarganya seperti seorang bapak yang tetap memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anaknya yang sedang mendapatkan masalah di
sekolah.
·
Fungsi
pengawasan sosial
Pada dasarnya dalam keluarga terdapat saling kontrol
(mengawasi) antaranggota keluarga biasanya sering dilakukan oleh anggota
keluarga yang lebih tua, hal ini sebagai rasa tanggung jawab mereka dalam
menjaga nama baik keluarga. Contohnya seorang kakak yang mengetahui teman dekat
adiknya.
·
Fungsi
pemberian status
Melalui lembaga perkawinan ini, seseorang akan
mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami
atau istri. Fungsi dari status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah
tanggaganya sedangkan seorang istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam
menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
Ø
Lembaga
Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan
datang. Sekolah merupakan bentuk konkrit dari lembaga pendidikan. Menurut
Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi nyata atau
fungsi manifest, yaitu:
ü Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti
sekolah maka seseorang siap untuk bekerja.
ü Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi
dan bagi kepentingan masyarakat.
ü Melestarikan kebudayaan masyarakat. Lembaga pendidikan
mengajarkan beragam kebudayaan dalam masyarakat.
ü Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi
dalam demokrasi.
Sedangkan fungsi
laten (fungsi yang tidak disadari )dari lembaga pendidikan adalah sebagai
berikut:
o Mengurangi pengendalian orang tua. Keikutsertaan
seorang anak dalam lembaga pendidikan seperti sekolah akan mengurangi
pengendalian orang tuanya karena yang berperan saat dalam pengajaran dan pendidikan
di sekolah adalah para gurunya.
o Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Aturan
dalam keluarga atau rumah berbeda dengan aturan di sekolah,maka ada beberapa
anak yang ingin mencoba melanggar aturan/membangkang, salah satunya bertujuan
untuk menarik perhatian orang tuanya.
o Mempertahankan system kelas social. Adanya jenjang
pendidikan secara tidak langsung telah mempertahankan system kelas sosial
seperti adanya kelas-kelas dalam lembaga pendidikan (kelas 1 sampai kelas XII )
o Memperpanjang masa remaja. Anak yang bersekolah hingga
kelas XII akan menikmati masa remajanya berbeda dengan anak yang berhenti
sekolah
Ø
Lembaga Politik
Lembaga politik adalah keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan
dengan kekuasaan. Misalnya keanggotaan DPR sebagai sarana aspirasi rakyat.
Lembaga politik memiliki beberapa fungsi
yaitu:
·
Memelihara
ketertiban di dalam negeri (internal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk memelihara
ketertiban didalam masyarakat dengan menggunakan wewenang yang
dimilikinya, baik dengan cara persuasif (penyuluhan )maupun cara koersif
(kekerasan).
·
Menjaga
keamanan di luar negeri (eksternal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk mempertahankan
negara dari ancaman atau serangan yang datang dari
negara lain melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang seperti TNI AL.
·
Mengusahakan kesejahteraan umum (general
welfare)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk
merencanakan dan melaksanakan pelayanan- pelayanan sosial serta mengusahakan
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti organisasi politik yang melakukan
bakti sosial.
·
Mengatur
proses politik
Lembaga politik
memiliki fungsi mengatur proses persaingan untuk memperoleh kekuasaan agar
tidak mengancam keutuhan masyarakat (bangsa dan negara) seperti adanya
kesepakatan politik dari beberapa partai politik dalam menyikapi kebijakan
pemerintah.
Ø
Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi mulai muncul ketika orang mulai
membutuhkan produk dari masyarakat atau orang lain yang menyangkut
barang-barang kebutuhan pokok.
Fungsi
lembaga ekonomi antara lain ;
·
Memberi
pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
·
Memberi
pedoman untuk melakukan pertukaran barang atau barter.
·
Memberi
pedoman tentang harga jual beli barang.
Untuk kegiatan untuk mendapatkan kebutuhan pokok
diperlukan lembaga ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat transaksi
jual-beli berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Keberadaan pasar telah
memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bahan pangan.
Ø
Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur
kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem
yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan
hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk
terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani
yang sempurna kesuciannya
Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
·
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun
kelompok.
·
Pengatur tata cara
hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya.
Contohnya adanya sebuah
perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu
berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di
daerahnya.[10]
v
Macam-macam Lembaga Pendidikan serta fungsinya
Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai
wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah
lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanaka. Dalam hal ini, tentang
lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi
pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a)
Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena
sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga. Sehingga pendidikan
yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Fungsi dan Peranan Pendidikan keluarga:
» Pengalaman pertama masa kanak-kanak
» Menjamin kehidupan Emosional anak
» Menanamkan dasar pendidikan moral
» Peletakkan dasar-dasar keagamaan
» Memberikan
dasar pendidikan sosial[11]
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan
pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam
keluagra dan masyarakat.[12]
b)
Lembaga
Pendidikan Sekolah
Pada
dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,
yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Disamping itu, kehidupan disekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan
kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Sebagai
lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan
efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang
berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga
negara. Sekilah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan
pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.
Fungsi dan peranan sekolah :
Peranan
sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Menurut
Suwarno ada 6 fungsi sekolah itu, yaitu :
§ Mengembangkan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
§ Spesialisasi
§ Efisiensi
§ Sosialisasi
§ Konservasi
dan transmisi kultural
§ Transisi
dari rumah ke masyarakat[13]
c)
Lembaga Pendidikan
di Masyarakat
Dalam
konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika
anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
diluar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
Lembaga
pendidikan yang dalam istilah UU No 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur
pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta pdidik yang berguna bagi
usaha perbaikan taraf hidupnya.
Pendidikan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·
Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja diluar
sekolah
·
Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah
atau drop out
·
Pendidikan tidak mengenal jenjang, dan program
pendidikan untuk jangka waktu pendek.
·
Peserta tidak perlu homogen
·
Ada waktu Belajar dan metode
formal, serta evaluasi yang sistematis
·
Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
·
Keterampilan kerja sangat ditekankan
sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.[14]
Pendidikan
kemsyarakatan merupakan wahana yang amat besar bagi perkembangan individu dan
masyarakat terutama bagi masyarakat yang sedang membangun, pendidikan
kemasyarakatan dirasakan sebagi gerakan yang memprluas dan mempercepat usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang akan mengangkat harkat manusia pada tingkat
yang wajar.
KESIMPULAN
Dari uraian yang ada
dalam makalah ini, kami pemakalah dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan Lembaga
Pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih
baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
Sedangkan,
Lembaga
sosial merupakan suatu organisasi pada pemikiran dan pola perilaku yang
terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan. Hasilnya terdiri atas adat istiadat,
tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung
atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
Selain
itu, macam-macam lembaga sosial pun dapat diklasifikasikan dalam lembaga Agama,
lembaga Keluarga, Lembaga Ekonomi dan lain sebagainya. Begitupun dengan Lembaga
Pendidikan dapat diklasifikasikan dalam lembaga pendidikan keluarga, Lembaga
pendidikan Sekolah dan Lembaga Pendidikan masyarakat. Dari kesekian macam-macam
yang ada dalam lembaga, baik itu lembaga sosial maupun lembaga pendidikan memiliki
fungsi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi, 2007, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ary
H. Gunawan, 2010, Sosiologi Pendidikan,
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Daryanto,
1994, Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya : Apolo
Fuad
Ihsan, 2003, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hasbullah,
2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Http://Www.Edukasi.Net/Index.Php?Mod=Script&Cmd=Bahan%20belajar/Materi%20pokok/View&Id=290&Uniq=2770, Diakses
Minggu 18-Maret-2012, Jam 21:29
Http://Mrpams.Multiply.Com/Journal/Item/15?&Show_Interstitial=1&U=%2fjournal%2fitem,
diakses Hari Minggu, 18 Maret 2012,
Jam 20:57
Humam Syaharuddin, 2012, Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam, http://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-kurikulum-pendidikan-islam.html, diakses Hari Kamis 29 Maret 2012
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud,
1995, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada
Tim Sosiologi, 2007, Sosiologi
Suatu Kajian Masyarakat untuk SMA Kelas
X, Jakarta : Yudhistira
[1]http://mrpams.multiply.com/journal/item/15?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, Diakses Hari Minggu, 18 Maret 2012,
Jam 20:57
[2] Tim Sosiologi, Sosiologi Suatu Kajian Masyarakat untuk SMA Kelas X, (Jakarta : Yudhistira, 2007),
hal 58
[3] Daryanto, Kamus
Bahasa Indonesia Modern, (Surabaya : Apolo, 1994), hal 127
[4] Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia,
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1995), hal 1
[5] Hasbullah,
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009),
hal 1
[6] Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal
16
[7] Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hal 28-29
[8]Humam Syaharuddin, 2012, Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam, http://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-kurikulum-pendidikan-islam.html, Diakses Hari Kamis 29 Maret 2012
[9] Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), hal 86
[10]http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=290&uniq=2770, Diakses Minggu 18-Maret-2012, Jam
21:29
[11] Hasbullah,
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009),
hal 38-43
[12] Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal
17
[13] Hasbullah,. Op.Cit, hal 49-51
[14] Hasbullah,.
Ibid, hal 55-56
Mantap :)
BalasHapusTerima kasih, infonya bagus. (y)
BalasHapusTerima kasih!
BalasHapus