Senin, 25 Juni 2012

MAKALAH GROUP INVESTIGATION


PENDAHULUAN
            Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
            Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
            Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian hari.









PEMBAHASAN
METODE GROUP INVESTIGATION
A.    DEFINISI
Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya di kelas.[1] Model Pembelajaran Group Investigation adalah suatu tipe Model Pembelajaran Berbasis (Proyek Project-based Learning).[2]
Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Pengembangan belajar koorperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses belajar disekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut. Oleh karena itu, GI tidak dapat diimplementasikan kedalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya diaolog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran). Aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran intelektualnya, dan materi yang bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompk belajar kecil.
Kesuksesan implementasi teknik koopertif GI sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekadar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa, di mana, atau sejenisnya).[3]
Model ini lebih menekankan pengembangan kemampuan memecahkan permasalahan dalam suasana yang demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah.[4]

B.     PRINSIP PENGGUNAANNYA
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
a.       Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas.
b.      Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang irasioanl, dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.[5]
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas. Kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.[6]
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.[7] Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang  telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.
C.     KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Ø  Kelebihan Model Pembelajaran GI
Setiawan  mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1.      Secara Pribadi
·         Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
·         Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
·         Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
·         Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
2.      Secara Sosial / Kelompok
·         Meningkatkan belajar bekerja sama
·         Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
·         Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
·         Belajar menghargai pendapat orang lain
·         Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
Ø Kekurangan Model Pembelajaran GI
·      Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
·      Sulitnya memberikan penilaian secara personal
·       Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
·       Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
Menurut Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran GI ini, kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran secara ekspositori.[8]

D.    LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN
Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah (1) diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.[9]
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation.[10]
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI
Evaluasi.
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

E.     MATERI PAI YANG SESUAI
Penerapan model ini diawali dengan pengajuan suatu permasalahan, terutama permasalahan sosial yang hangat, mengandung pro dan kontra. Selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap masalah itu dari berbagai segi, diikuti dengan identifikasi berbagai topik yang perlu dikaji lebih lanjut dan pembagian kelompok untuk mengkaji topik-topik tersebut dengan menggunakan berbagai sumber.
Dengan demikian pemakalah sepakat materi PAI yang cocok digunakan untuk menerapkan metode GI ini yaitu Materi Akidah Akhlak yang mana kajian pembahasannya banyak berhubungan langsung dengan lingkungan sosial siswa. Sehingga dapat mempermudah kegiatan observasi yang akan dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini pemakalah mengambil sub bagian pembahasan tentang Akhlak Terpuji yang meliputi diantaranya : Kreatif, Dinamis, Sabar, Tawakal, Bijaksana, Amanah dan Mengembangkan sikap berorientasi masa depan (Futuristik).
Selain itu,  Materi pelajaran umum yang cocok menggunakan metode GI adalah sejarah, geografi, pelajaran biologi tentang hutan hujan dan ekologi, dan tidak sesuai untuk mata pelajaran eksak.

F.      CARA MENGEVALUASI
Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, (misal: siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan)
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telak dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman (misalnya: guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan).[11]
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan dalam makalah ini. Maka dapat kami disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan pemakalah mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.







DAFTAR PUSTAKA
Http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. (Diakses tgl 25 Maret 2012, Jam 23:21)
Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, 1991, Model-model Mengajar CBSA, Bandung : CV Sinar Baru
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers
Siti Maesaroh, 2005,  Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Trianto,  2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi  Konstruktivistik,  Jakarta: Prestasi Pustaka
Udin S. Winaputra. 2001,  Model Pembelajaran Inovatif,  Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1





[3]  Dr. Rusman, M.Pd., Model-model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal 221

[4]  Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, Model-model Mengajar CBSA, (Bandung : CV Sinar Baru, 1991), hal 50
[5]  Udin S. Winaputra,  Model Pembelajaran Inovatif,  (Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1, 2001), hal 75

[6]  Siti Maesaroh,   Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2005), hal 28
[7]  Trianto,   Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi  Konstruktivistik,  (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal 59

[9]  Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). Dikutip dari  http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. (Diakses tgl 25 Maret 2012, Jam 23:21)
[10]  Siti Maesaroh,  Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2005), hal 29-30