Senin, 30 April 2012

“KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MEDIA PENGAJARAN”


PENDAHULUAN
            Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu dan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah yang paling menonjol dalam rangka kemajuan itu.
            Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang canggih. Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa.
            Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa klasifikasi (jenis-jenis) dan karakteristik (ciri-ciri) media pembelajaran secara terperinci. Sehingga media dapat dijadikan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.








PEMBAHASAN
KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
A.    Klasifikasi (Jenis-jenis)
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi media pembelajaran. Berikut akan diuraikan beberapa pendapat para ahli :
1.      Rudy Bretz
Melihat media dari tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak.
2.      Sadiman dkk
Mengklasifikasikan media menjadi :
·      Media grafis, misalnya foto dan sketsa
·      Media audio, misalnya radio dan tape recorder
·      Media proyeksi diam, misalnya film dan televisi
3.      Santoso S. Hamijaya
Mengklasifikasikan media sebagai berikut :
·      Media dan teknologi yang digunakan secara massa, meliputi : TV, Film, slide dan radio.
·      Media dan teknologi yang digunakan secara individual, meliputi : kelas atau laboratorium elektronik, alat-alat otoinstruktif.
·      Media dan teknologi yang digunakan secara konvensional, yaitu yang dugunakan guru baik dikelas maupun diluar kelas dalamm kelompok kecil maupun besar.
·      Media dan teknologi modern, meliputi : ruang kelas otomatis, sistem proyeksi ganda dan sistem interkomnukiasi.[1]
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis dari media pembelajaran itu memiliki beberapa aneka ragam. Yang dapat digunakan oleh seorang pendidik sesuai dengan kapasitas  media yang dimiliki oleh sekolah masing-masing dan yang dapat manfaatkan sesuai situasi kondisi saat proses pembelajaran disekolah. Agar dapat mempelancar interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, diorama dan lain-lain. Ketiga, media Proyeksi seperti slide, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebgai media pengajaran.[2]
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.
Media maupun sumber belajar secara garis besarnya, terdiri atas dua jenis yaitu :
a.       Media atau sumber belajar yang dirancang, yaitu media dan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b.      Media atau sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu media dan sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keprluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.[3]
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :
·         Media Auditif
·         Media visual
·         Media audio visual
2.      Dilihat dari daya liputnya, media dibagi kedalam :
·         Media dengan daya liput luas dan serentak. Contoh : radio dan televisi
·         Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Contoh : film dan sound slide.
·         Media untuk pengajaran individual. Contoh : modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3.      Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam  :
·         Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaanya tidak sulit.
·         Media kompleks
Adalah media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaanya memerlukan keterampilan yan memadai.[4]
Selain itu, dapat pula diuraikan beberapa jenis alat yang dapat digunakan dalam media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :
a.       Papan tulis
Papan tulis mempunyai nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan mudah diperbaiki, dapat merangsang anak untuk aktif, dapat menarik perhatian. Penggunaan papan tulis memerlukan keterampilan menulis dan kerajinan membersihkannya.

b.      Bulletin board dan display
Ini mempunyai nilai tertentu, seperti tempat mempertontonkan gambar-gambar khusus yang menunjukkan benda, poster atau karya kelas lainnya, dapat digunakan sebagai papan pengumuman kelas, pengumuman sekolah atau petugas, dan mampu memperluas minat anak dan menimbulkan semangat serta tanggung jawab bersama.
c.       Gambar dan ilustrasi fotografi
Bisa bersifat konkret, tak terlalu terbatas pada ruang dan waktu, membantu memperjelas masalah, membantu kelamahan indera, mudah didapat, relatif murah dan mudah digunakan.
d.      Slide dan filmstrip
Merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah dioperasikan. Disekolah-sekolah tradisional hampir tak pernah digunakan, karena slide dan filmstrip mensyaratkan sumber tenaga listrik dan perngkat keras.
e.       Rekaman pendidikan
Melalui alat ini kita dapat mendengarkan cerita, pidato, musik, sajak, pengajian. Selain itu, mempunyai nilai yaitu dapat memberikan bermacam-macam bahan, pelajaran dapat lebih konkret, mendorong aktivitas belajar dan sebagainya.
f.       Radio pendidikan
Radio pendidikan biasanya tidak dipergunakan penuh langsung untuk tujuan pendidikan. Di radio pendidikan biasanya siaran khusus untuk pendidikan diatur dengan jadwal.
g.      Televisi pendidikan
Media ini mempunyai nilai tertentu, yaitu bersifat langsung dan nyata, jangkuan luas, memungkinkan penyajian aneka ragam peristiwa dan menarik minat.
h.      Peta dan globe
Peta adalah penyajian visual dari muka bumi, globe adalah bola bumi atau model. Kedua ini berbeda secara gardual akan tetapi saling melengkapi.

i.        Buku pelajaran
Buku pelajaran mempunyai nilai tertentu yaitu, membantu guru merealisasikan kurikulum, memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan dan sebagainya.
j.        Alat teknologi pendidikan lainnya adalah mesin belajar dan belajar berprogram, laboratorium bahsa, komputer, kemah dan lain sebagainya yang juga merupakan media pendidikan yang mengandung nilai-nilai pendidikan.[5]

B.     Karakteristik (ciri-ciri)
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.[6]
Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu :
1.      Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.
2.      Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
3.      Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.[7]




KESIMPULAN

            Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru kepada siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.
Melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kulaitas hasil belajar siswa. Dari beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran maupun karakteristik dari media pembelajaran yang telah dipaparkan dalam makalah ini semoga dapat menjadi bekal kita nanti dikemudian hari dalam kegiatan mengajar anak didik. Dan kiranya patut menjadi perhatian dan pertimbangan ketika akan memilih dan mempergunakan media dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu, penggunaan media pengajaran sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.











DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers
Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia
Muhammad Isnaini, 2011, Media Pembelajaran, Palembang : Modul (Bahan Ajar)
Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2011, Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo, cet-10
Sudarwan Danim, 1994, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta


[1]  Muhammad Isnaini, Media Pembelajaran, (Palembang : Modul (Bahan Ajar), 2011), hal 42
[2]  Dr. Nana Sudjana & Drs. Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, cet-10 2011), hal 3-4
[3]  Drs. Hamdani, M.A., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal 256-257
[4]  Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal 124-126
[5]  Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal 18-22
[6] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal 127
[7]  Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal 12-14

LEMBAGA, CIRI-CIRI LEMBAGA, FUNGSI SERTA MACAM-MACAMNYA


PENDAHULUAN

            Jika seseorang hendak mempelajari dan memahami masyarakat tertentu, maka ia harus memperhatikan dan memahami dengan seksama lembaga yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan tersebut.
            Oleh sebab itu, terlebih dahulu harus mengetahui segala aspek dalam lembaga itu sendiri. Seperti terlebih dahulu kira harus mengetahui pengertian dan makna dari kata “Lembaga”, ciri-ciri yang ada dalam lembaga, fungsi serta macam-macam dari lembaga itu sendiri.
            Agar dapat memahami tingkah laku serta adat istiadat dalam suatu negara. Sehingga dengan demikian dapat mencapai tujuan dari keberhasilan pola lingkungan sosial. Karena manusia itu fitrahnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
            Maka dari itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang pengertian Lembaga, ciri-ciri lembaga, fungsi serta macam-macam lembaga.







PEMBAHASAN
LEMBAGA, CIRI-CIRINYA, FUNGSI SERTA MACAM-MACAMNYA

v  Pengertian Lembaga Social
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga social (institutation) bukanlah sebuah bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi. Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan  yang oleh masyarakat dipandang penting  atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga  adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.
 Pendapat para tokoh tentang Definisi Lembaga social :
  1. Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
  2. menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
  3. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
  4. Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.[1]
Selain itu, pengertian lembaga sosial sebagaimana dikemukakan oleh John Lewis Gillin dan Jhon Philip Gillin adalah sebagai berikut :
1.      Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pada pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan. Hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2.      Hampir semua lembaga sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan norma yang harus dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang sangat lama.
3.      Suatu lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4.      Lembaga sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
5.      Suatu lembaga sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya
6.      Lembaga sosial memiliki suatu tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya. Tradisi tersebut merumuskan tujuannya dan tata tertib yang berlaku.[2]

v  Pengertian Lembaga Pendidikan
Kata lembaga dalam kamus  bahasa indonesia modern adalah asal mula, bakal, bentuk asli, badan keilmuan.[3] Dalam bahasa Inggris lembaga dalam pengertian fisik disebut intitute, sarana (organisasi) untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan lembaga dalam pengertian non fisik atau abstrak adalah institution, suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan.[4]
Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa dan mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[5]
Jadi, yang dimaksud dengan Lembaga Pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan  dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan. Sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.[6]

Ciri-ciri Lembaga Social
            Menurut Jhon Lewis Gillin dan John Philip Gillin ada lima ciri lembaga sosial, yaitu :
ü  Lembaga sosial merupakan himpunan pola-pola pemikiran dan tingkah laku yang dicerminkan dalam kegiatan kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
ü  Lembaga sosial mempunyai taraf kekekalan tertentu. Lembaga sosial mempunyai satu atau lebih tujuan.
ü  Lembaga sosial mempunyai berbagai sarana untuk menempati tujuannya.
ü  Lembaga sosial mempunyai lambang/simbol yang khas.
ü  Lembaga sosial mempunyai tradisi lisan maupun tertulis yang berisikan rumusan tujuan, sikap, dan tindak tanduk individu yang mengikuti lembaga tersebut.[7]

v  Ciri-ciri Pendidikan
Omar Muhammad At-toumy as-Syaibani menyebutkan bahwa ada lima ciri pendidikan islam. Kelima ciri tersebut secara ringkas sebagai berikut:
ü  Menonjolnya tujuan agama dan akhlaq pada berbagai tujuan-tujuan dan kandungan, metode-metode dan alat-alat yang bercorak agama. Segala yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan berdasarkan al-qur’an, as-sunnah dan juga peninggalan-peninggalan orang shaleh
ü   Meluasnya perhatiannya dan menyeluruhnya kandungan-kandungannya. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran-ajarannya adalah kurikulum yang luas, menyeluruh dan memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologi, social dan spiritual.
ü  Ciri-ciri keseimbangan yang relatif diantara kandungan-kandungan kurikulum dari ilmu-ilmu dan seni, atau kegiatan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Kurikulum dalam pendidikan islam sebagaimana ia terkenal dengan menyeluruhnya perhatian, dan juga menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh dan juga saling lengkap-melengkapi.
ü  Ciri yang keempat adalah kecenderungan pada seni, aktifitas jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik, latihan kejuruan, latiha bahasa asing, sekalipun atas dasar perseorangan atau bagi mereka yang memiliki bakat. Sebenarnya cirri-ciri ini tidak membawa perkara baru, tetapi hanaya menguatkan dua ciri yang lalu yaitu ciri-ciri menyeluruh dan keseimbangan.
ü  Ciri yang kelima adalah keterkaitan antara kurikulum dalam pendidikan islam dengan kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan kebutuhandab perbedaan-perbadaan perseorangan dengan mereka. Dan juga keterkaitan dengan alam sekitar budaya dan social dimana sebuah kurikulum itu dilaksanakan.[8]

v  Macam-macam Lembaga Sosial Serta Fungsinya
            Fungsi daripada kelompok sosial dapat bersifat individual dan sosial. Fungsi individual daripada kelompok ialah dalam tarap-tarap tertentu dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, di mana individu-individu melalui kelopmpok dapat dimiliki pengetahuan yang essensial, kecakapan, sikap yang penyesuaian dalam  pengalaman-pengalaman pendewasaannya dalam kelompok yang lebih luas.[9]
Ø  Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.

Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
·         Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
·         Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya.
Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
Anda masih ingat pengertian lembaga sosial ? Yah, lembaga sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Lembaga sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi berupa fungsi laten (fungsi yang tidak disadari manfaatnya) dan fungsi manifest (fungsi yang disadari manfaatnya).
Fungsi-fungsi lembaga tersebut terwujud dalam setiap macam lembaga yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam lembaga sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga politik, lembaga ekonomi dan lembaga agama.
Ø  Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
Fungsi lembaga Keluarga antara lain;           
·         Fungsi reproduksi
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya. Keluarga mempunyai fungsi reproduksi artinya dari pernikahan diharapkan akan memberikan keturunan.
·         Fungsi proteksi
Dengan terbentuknya keluarga, terdapat fungsi proteksi yaitu  mendapatkan rasa ketentraman dan keterlindungan baik secara psikologis maupun fisik.  Apabila di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses sosial di dalam keluarga dapat berjalan harmonis.
·         Fungsi ekonomi
Pada umumnya dalam sebuah keluarga, ayah merupakan kepala keluarga serta menjadi   tulang punggung keluarga.  Namun tidak tertutup kemungkinan ibu juga mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga.  Kerja sama yang baik antara ayah dan ibu di dalam mengelola pendapatan menjadikan keluarga dapat mengfungsikan ekonomi secara efektif dan efisien.
·         Fungsi sosialisasi
Di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami lingkungan yang lebih luas sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup dalam masyarakat. Anak diperkenalkan oleh orang tuanya mengenai norma yang berlaku di masyarakat seperti norma agama, norma kesopanan, norma hukum dan norma kesusilaa, serta nilai – nilai sosial seperti nilai kemanusiaan,nilai keindahan dan  nilai keagamaan. Untuk fungsi sosialisasi lainnya anak diajarkan menjalankan kehidupan yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
·         Fungsi afeksi
Keluarga diharapkan akan memberikan kehangatan perasaan pada anggota keluarganya seperti seorang bapak yang tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya yang sedang mendapatkan masalah di sekolah.
·         Fungsi pengawasan sosial
Pada dasarnya dalam keluarga terdapat saling kontrol (mengawasi) antaranggota keluarga biasanya sering dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua, hal ini  sebagai rasa tanggung jawab mereka dalam menjaga nama baik keluarga. Contohnya seorang kakak yang mengetahui teman dekat adiknya.
·         Fungsi pemberian status
Melalui lembaga perkawinan ini, seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri. Fungsi dari status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tanggaganya sedangkan seorang istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
Ø  Lembaga Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Sekolah merupakan bentuk konkrit dari lembaga pendidikan. Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi nyata atau fungsi  manifest, yaitu:
ü  Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti sekolah maka seseorang siap untuk bekerja.
ü  Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
ü  Melestarikan kebudayaan masyarakat. Lembaga pendidikan mengajarkan beragam kebudayaan dalam masyarakat.
ü Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Sedangkan fungsi laten (fungsi yang tidak disadari )dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
o   Mengurangi pengendalian orang tua. Keikutsertaan seorang anak dalam lembaga pendidikan seperti sekolah akan mengurangi pengendalian orang tuanya karena yang berperan saat dalam pengajaran dan pendidikan di sekolah adalah para gurunya.
o   Menyediakan sarana untuk  pembangkangan. Aturan dalam keluarga atau rumah berbeda dengan aturan di sekolah,maka ada beberapa anak yang ingin mencoba melanggar aturan/membangkang, salah satunya bertujuan untuk menarik perhatian orang tuanya.
o   Mempertahankan system kelas social. Adanya jenjang pendidikan secara tidak langsung telah mempertahankan system kelas sosial seperti adanya kelas-kelas dalam lembaga pendidikan (kelas 1 sampai kelas XII )
o   Memperpanjang masa remaja. Anak yang bersekolah hingga kelas XII akan menikmati masa remajanya berbeda dengan anak yang berhenti sekolah
Ø  Lembaga Politik
Lembaga politik adalah keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan. Misalnya keanggotaan DPR sebagai sarana aspirasi rakyat.
Lembaga politik memiliki beberapa fungsi yaitu:
·         Memelihara ketertiban di dalam negeri (internal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk memelihara ketertiban didalam masyarakat dengan menggunakan wewenang yang dimilikinya, baik dengan cara persuasif  (penyuluhan )maupun cara koersif (kekerasan).
·         Menjaga keamanan di luar negeri (eksternal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk mempertahankan negara dari ancaman atau     serangan yang datang dari negara lain melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang seperti TNI AL.
·         Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare)
Lembaga politik memiliki fungsi   untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan- pelayanan sosial serta mengusahakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti organisasi politik yang melakukan bakti sosial.
·         Mengatur proses politik
Lembaga politik memiliki fungsi mengatur proses persaingan untuk memperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan masyarakat (bangsa dan negara) seperti adanya kesepakatan politik dari beberapa partai politik dalam menyikapi kebijakan pemerintah.
Ø  Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi mulai muncul ketika orang mulai membutuhkan produk dari masyarakat atau orang lain  yang menyangkut barang-barang kebutuhan pokok.   
Fungsi lembaga ekonomi antara lain ;
·         Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
·         Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang atau barter.
·         Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
Untuk kegiatan untuk mendapatkan kebutuhan pokok diperlukan lembaga ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat transaksi jual-beli berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Keberadaan pasar telah memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bahan pangan.
Ø  Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
·         Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
·         Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya.
Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.[10]

v  Macam-macam Lembaga Pendidikan serta fungsinya
Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanaka. Dalam hal ini, tentang lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a)      Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Fungsi dan Peranan Pendidikan keluarga:
» Pengalaman pertama masa kanak-kanak
» Menjamin kehidupan Emosional anak
» Menanamkan dasar pendidikan moral
» Peletakkan dasar-dasar keagamaan
»  Memberikan dasar pendidikan sosial[11]
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluagra dan masyarakat.[12]
b)     Lembaga Pendidikan Sekolah
Pada dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu, kehidupan disekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekilah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.
Fungsi dan peranan sekolah :
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Menurut Suwarno ada 6 fungsi sekolah itu, yaitu :
§  Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
§  Spesialisasi
§  Efisiensi
§  Sosialisasi
§  Konservasi dan transmisi kultural
§  Transisi dari rumah ke masyarakat[13]
c)      Lembaga Pendidikan di Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta pdidik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidupnya.
Pendidikan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·         Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja diluar sekolah
·         Peserta umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah atau drop out
·         Pendidikan tidak mengenal jenjang, dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek.
·         Peserta tidak perlu homogen
·         Ada waktu Belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
·         Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
·         Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.[14]
Pendidikan kemsyarakatan merupakan wahana yang amat besar bagi perkembangan individu dan masyarakat terutama bagi masyarakat yang sedang membangun, pendidikan kemasyarakatan dirasakan sebagi gerakan yang memprluas dan mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, yang akan mengangkat harkat manusia pada tingkat yang wajar.






KESIMPULAN

Dari uraian yang ada dalam makalah ini, kami pemakalah dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
            Sedangkan, Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pada pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan. Hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
            Selain itu, macam-macam lembaga sosial pun dapat diklasifikasikan dalam lembaga Agama, lembaga Keluarga, Lembaga Ekonomi dan lain sebagainya. Begitupun dengan Lembaga Pendidikan dapat diklasifikasikan dalam lembaga pendidikan keluarga, Lembaga pendidikan Sekolah dan Lembaga Pendidikan masyarakat. Dari kesekian macam-macam yang ada dalam lembaga, baik itu lembaga sosial maupun lembaga pendidikan memiliki fungsi masing-masing.







DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 2007, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ary H. Gunawan, 2010, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Daryanto, 1994, Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya : Apolo
Fuad Ihsan, 2003, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hasbullah, 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Humam Syaharuddin, 2012, Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam, http://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-kurikulum-pendidikan-islam.html, diakses Hari Kamis 29 Maret 2012

Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, 1995, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Tim Sosiologi, 2007, Sosiologi Suatu Kajian Masyarakat untuk  SMA Kelas X, Jakarta : Yudhistira



[2]  Tim Sosiologi, Sosiologi Suatu Kajian Masyarakat untuk  SMA Kelas X, (Jakarta : Yudhistira, 2007), hal 58
[3]  Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Surabaya : Apolo, 1994), hal 127
[4]  Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1995), hal 1
[5]  Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hal 1
[6]  Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal 16
[7]  Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hal  28-29

[8]Humam Syaharuddin, 2012, Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam, http://humamsyaharuddin.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-kurikulum-pendidikan-islam.html, Diakses Hari Kamis 29 Maret 2012

[9]  Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), hal 86
[11]  Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hal 38-43
[12]  Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal 17
[13]  Hasbullah,. Op.Cit, hal 49-51
[14]  Hasbullah,. Ibid, hal 55-56